Presiden Ramaphosa Disambut Hangat Presiden Prabowo di Istana Merdeka

0 6

Jakarta IkkeLa.com (22/10/2025) — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyambut secara resmi kunjungan kenegaraan Presiden Republik Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 22 Oktober 2025 dalam upacara kenegaraan penuh perayaan. Upacara tersebut menandai dimulainya kunjungan kenegaraan Presiden Ramaphosa ke Indonesia.

Rombongan Presiden Ramaphosa tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 11.00 WIB. Iring-iringan kenegaraan yang membawa Kepala Negara Afrika Selatan tersebut dikawal 17 motoris, 120 pasukan berkuda, dan pasukan jajar kehormatan. Suasana penyambutan kian semarak dengan kehadiran ribuan pelajar yang berdiri sepanjang Monumen Nasional hingga halaman Istana Merdeka, sambil mengibarkan-lambaikan bendera kecil Indonesia dan Afrika Selatan.

Presiden Prabowo langsung menyambut Presiden Ramaphosa di sisi barat Istana Merdeka. Keduanya berjabat tangan erat dan berpelukan hangat, kemudian menaiki tangga bersama-sama menuju beranda depan Istana Merdeka untuk memulai rangkaian upacara kenegaraan.

Lagu Kebangsaan Afrika Selatan dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan sebagai awal dimulainya upacara kenegaraan yang berlangsung secara khidmat, diiringi dentuman meriam salvo sebanyak 21 kali. Upacara Seusai, kedua kepala negara melakukan inspeksi pasukan kehormatan bersama-sama.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan perkenalan delegasi masing-masing negara. Dari pihak Indonesia, delegasi terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Afrika Selatan Saud Purwanto Krisnawan.

Pada perkenalan AS, Presiden Prabowo mengajak Presiden Ramaphosa menuju ruang kredensial untuk sesi foto bersama dan menandatangani buku tamu negara. Setelah itu, Presiden Ramaphosa melanjutkan pertemuan tête-à-tête dengan Presiden Prabowo di ruang kerja Presiden.

Agenda kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Indonesia dan Afrika Selatan di ruang oval Istana Merdeka dengan format makan siang kerja. Suasana pertemuan berjalan hangat, membahas peluang kerja sama di berbagai bidang antara kedua negara.

Rangkaian kegiatan kunjungan kenegaraan hari ini ditutup dengan keterangan pers bersama oleh kedua pemimpin negara. Kunjungan Presiden Ramaphosa menjadi momentum bersejarah dalam mempererat hubungan koneksi Indonesia dan Afrika Selatan, sekaligus membuka peluang bagi kerja sama strategi yang lebih erat di masa mendatang.

Indonesia Adalah Sekutu Setia Afrika Selatan Sejak Perjuangan Anti-Apartheid

Ramaphosa menyampaikan apresiasi atas hubungan historis yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Afrika Selatan.

Selanjutnya Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa mengadakan pertemuan bilateral yang berlangsung dalam format makan siang bersama delegasi masing-masing di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 22 Oktober 2025. Dalam pertemuan, kedua pemimpin negara pentingnya meningkatkan kolaborasi ekonomi dan memperkuat peran negara-negara di kawasan global selatan.

Dalam pengantarnya, Presiden Ramaphosa menyampaikan apresiasi atas hubungan historis yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Afrika Selatan. Ia juga mengenang peran penting Indonesia dalam perjuangan rakyat Afrika Selatan melawan apartheid yang terinspirasi oleh Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung.

“Selama bertahun-tahun, rakyat Afrika Selatan menemukan sekutu setia di Indonesia, yang secara konsisten mendukung perjuangan melawan apartheid. Kami akan selalu berterima kasih atas dukungan dan solidaritas rakyat Indonesia,” ujar Presiden Ramaphosa.

Lebih lanjut, Presiden Ramaphosa menyoroti potensi besar kerja sama ekonomi melalui forum BRICS sebagai wadah untuk mendorong reformasi global yang lebih inklusif. Ia juga menyambut baik keaktifan Indonesia dalam kemitraan ekonomi dengan negara-negara BRICS dan mendorong agar kerja sama tersebut menjadi katalisator pertumbuhan hubungan ekonomi bilateral.

“Kemitraan ekonomi BRICS juga memberikan potensi besar untuk mendukung pembangunan dan transformasi di negara kita, dan kami mendorong pendalaman partisipasi Indonesia dalam semua struktur BRICS, khususnya dalam kemitraan ekonomi BRICS,” ungkap Presiden Ramaphosa.

Presiden Ramaphosa pun menekankan bahwa kerja sama Indonesia–Afrika Selatan didasari oleh semangat kebersamaan dan tujuan bersama dalam mengatasi tantangan sosial seperti kemiskinan, kemiskinan, dan ketimpangan. Ia juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat yang selama ini terpinggirkan dari kegiatan ekonomi agar dapat berperan lebih besar dalam pembangunan.

“Dan dengan partisipasi, saya bermaksudkan sebuah cara besar di mana mereka bisa berpartisipasi,” ucap Presiden Ramaphosa.

Dalam kesempatan itu, Presiden Ramaphosa menyampaikan penghargaan atas peran aktif Indonesia di berbagai forum internasional, termasuk dalam kerja sama G20 di mana Afrika Selatan tahun ini menjadi tuan rumah. Ia juga menyambut baik rencana kehadiran Presiden Prabowo pada KTT Pemimpin G20 di Johannesburg bulan depan, yang dinilai penting bagi penguatan posisi negara-negara kawasan global selatan di panggung dunia.

“Kami sangat senang bahwa Yang Mulia akan berpartisipasi dalam KTT Pemimpin G20 di Johannesburg akhir bulan ini. Kehadiran Indonesia di G20 sangat penting dan krusial karena meningkatkan status G20, terutama ketika negara-negara seperti negara Anda dan Afrika Selatan, negara-negara kunci di belahan bumi selatan, berpartisipasi dalam forum-forum semacam itu,” tutur Presiden Ramaphosa.

Kunjungan Presiden Ramaphosa Jadi Tonggak Penting Hubungan Indonesia–Afrika Selatan

Presiden Prabowo menyebut bahwa Indonesia dan Afrika Selatan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan melawan kolonialisme serta menegakkan kemerdekaan dan keadilan.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kunjungan tersebut menjadi tidak penting dalam mempererat hubungan persahabatan dan kemitraan strategis antara kedua negara.

“Pertama-tama, sekali lagi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ramaphosa dan delegasinya atas kehormatan yang luar biasa untuk mengunjungi Indonesia. Hari ini, kami memandang Afrika Selatan sebagai pemimpin yang sangat penting di dunia dan kami memiliki banyak kesamaan sejarah, perjuangan panjang melawan kolonialisme, dan perjuangan untuk kebebasan,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden Prabowo menyebut bahwa Indonesia dan Afrika Selatan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan melawan kolonialisme serta menegakkan kemerdekaan dan keadilan. Kepala Negara mengungkapkan kekagumannya terhadap kekuatan, idealisme, dan keberanian rakyat Afrika Selatan dalam memperjuangkan kebebasan dari sistem apartheid.

“Kami mengagumi kekuatan, idealisme, dan keberanian perjuangan rakyat Afrika Selatan, melawan ketidakadilan dan apartheid. Oleh karena itu, kunjungan ini saya rasa merupakan hal yang tidak penting dalam hubungan kita,” ungkap Presiden Prabowo.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menjelaskan bahwa pembicaraan bilateral dengan Presiden Ramaphosa berlangsung produktif, khususnya di bidang ekonomi. Kedua negara mencatat peningkatan signifikan dalam perdagangan selama lima tahun terakhir, namun masih terdapat ruang besar untuk memperluas dan menyeimbangkan nilai perdagangan tersebut.

“Kami ingin mengambil langkah-langkah untuk mungkin memiliki perjanjian perdagangan preferensial atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif di masa pemanasan ekonomi internasional ini,” ucap Presiden Prabowo.

Selain bidang ekonomi, Presiden Prabowo menekankan pentingnya mempercepat implementasi perjanjian kerja sama pertahanan yang telah disepakati pada tahun 2023. Kerja sama di bidang pertanian, energi, ilmu pengetahuan, dan pendidikan juga menjadi fokus kedua pemimpin negara.

“Kami akan mengirimkan (delegasi) Indonesia, seperti yang diminta oleh Presiden Afrika Selatan, kemungkinan jika kami dapat mengirimkan tim teknis, delegasi teknis untuk membahas program-program konkret di bidang-bidang utama yang dapat maju dengan pesat,” tutur Presiden.

Lebih jauh lagi, Kepala Negara menyampaikan dukungannya terhadap kepemimpinan Afrika Selatan sebagai Presidensi G20 tahun 2025, serta memastikan kehadirannya dalam KTT Pemimpin G20 di Johannesburg bulan depan. Presiden Prabowo meyakini bahwa kepemimpinan Afrika Selatan di G20 akan berperan penting dalam mendorong tatanan ekonomi global yang lebih inklusif dan berkeadilan.

“Kami yakin bahwa kepemimpinan Afrika Selatan akan maju menuju tatanan ekonomi global yang lebih inklusif dan adil,” ujar Presiden.

Menutup keterangan persnya, Presiden Prabowo kembali menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas kunjungan serta persahabatan yang terus berkembang antara kedua negara. Kepala Negara pun menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat strategi kemitraan dengan Afrika Selatan di masa mendatang.

“Sekali lagi, saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus atas kunjungan Anda, atas persahabatan, solidaritas, dan kerja sama yang terus terjalin antara Indonesia dan Afrika Selatan. Kami berkomitmen untuk memajukan kemitraan strategis kami dengan Afrika Selatan,” pungkas Presiden Prabowo.

Indonesia Mitra Strategis dan Penerus Semangat Bandung

Dalam pernyataannya, Presiden Ramaphosa menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan memiliki akar sejarah yang panjang dan mendalam. yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan.

“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk melakukan kunjungan kenegaraan ini ke negara yang indah, Indonesia,” ujar Presiden Ramaphosa.

Dalam pernyataannya, Presiden Ramaphosa menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan memiliki akar sejarah yang panjang dan mendalam. Presiden Ramaphosa mengingatkan bahwa pertautan kedua bangsa bermula lebih dari tiga abad lalu ketika Indonesia dibawa ke masyarakat Afrika Selatan oleh penjajah Belanda.

“Hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia tertanam kuat dalam sejarah kita. Sebuah sejarah yang membentang hampir 350 tahun, dimulai pada abad ke-17 ketika orang-orang Indonesia pertama kali dibawa ke Afrika Selatan oleh kolonialis Belanda pada masa itu. Hubungan awal ini menjadi dasar bagi hubungan jangka panjang antara kedua negara kita,” ujar Presiden Ramaphosa.

Presiden Ramaphosa juga menyampaikan penghargaan atas peran Indonesia dalam sejarah solidaritas Asia-Afrika yang lahir di Bandung pada tahun 1955. Presiden Ramaphosa menilai Konferensi Asia-Afrika menjadi simbol perjuangan bangsa-bangsa untuk kemerdekaan dan kesejahteraan global. “Saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia atas peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang bersejarah di Bandung tahun 1955, di mana rakyat Afrika Selatan diawasi oleh dua pemimpin besar negara kami, Moses Kotane dan Moulvi Cachalia,” imbuh Presiden Ramaphosa.

Lebih lanjut, Presiden Ramaphosa menyambut baik keanggotaan Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS yang menurutnya akan membuka peluang kerja sama strategi di berbagai bidang. Presiden Ramaphosa menegaskan komitmen bersama untuk memperluas perdagangan dan memperdalam hubungan politik serta ekonomi.

“Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara kita sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami berbicara tentang pentingnya membangun perekonomian yang lebih tangguh dan beragam antara kedua negara kita demi kepentingan rakyat di kedua negara, karena kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” ucap Presiden Ramaphosa.

Presiden Ramaphosa menegaskan komitmen Afrika Selatan bersama Indonesia dalam memperkuat sistem multilateral dan mendorong penyelesaian konflik secara damai. “Kami bertukar pandangan tentang upaya mengakhiri konflik di Gaza dan untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng yang mewujudkan aspirasi rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, yang harus menghasilkan solusi dua negara, sebuah negara Israel yang hidup berdampingan dengan negara Palestina,” imbuh Presiden Ramaphosa.

Menutup pernyataannya, Presiden Ramaphosa mengundang Presiden Prabowo untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg pada bulan depan. “Kami menantikan tuan menjadi rumah bagi Presiden Subianto pada KTT Pemimpin G20 di Johannesburg bulan depan dengan tema kesejahteraan, kesetaraan, dan solidaritas,” ujar Presiden Ramaphosa.

Suasana hangat dan akrab mewarnai pertemuan bilateral yang digelar dalam format makan siang kerja antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa beserta delegasi masing-masing, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 22 Oktober 2025. Di atas meja panjang, tersaji deretan menu yang memadukan cita rasa tradisional Indonesia dengan sentuhan modern, menggambarkan filosofi persahabatan dua bangsa yang kaya budaya.

Pertemuan bilateral Usai, Presiden Ramaphosa dan utusan menyajikan makanan pembuka istimewa bernama Kofiu-Kofiu, adaptasi kreatif dari kuliner pesisir Sulawesi Utara. Hidangan ini memadukan makarel bakar dan ikan kakap bakar dengan sayuran segar seperti kemangi, mentimun, wortel, kacang panjang, dan kol.

Selanjutnya, suasana menjadi lebih hangat dengan sajian Soto Banjar, kuliner khas Kalimantan Selatan yang lembut dan kaya rempah. Kehangatan soto ini mencerminkan Terima kasih Indonesia kepada tamu dari Afrika Selatan.

Menu utama pun menjadi pusat perhatian, yakni Gindara Bakar Arang “Mangut”, perpaduan ikan black cod bakar dengan nasi kemangi aromatik, rendang nangka muda, telur puyuh, dan balado terong goreng. Hidangan ini menampilkan eksplorasi rasa nusantara yang gurih, pedas, dan harum rempah yang khas.

Sebagai makanan penutup, para delegasi menikmati sajian “Kopi & Coklat”, kolaborasi nikmat antara kopi Aceh Gayo dan cokelat premium yang dipadukan dalam kue lembut dengan hazelnut mousse, markisa, serta chilled diplomat yang disajikan bersama potongan buah segar. Kombinasi ini menghadirkan cita rasa yang seimbang, menggambarkan kehangatan dan keteguhan dalam hubungan dua negara.

Lebih dari sekedar santapan, jamuan ini menjadi wujud diplomasi kuliner Indonesia yang bermakna. Setiap hidangan dirancang untuk menuturkan cerita tentang alam Indonesia yang subur, tradisi yang dihilangkan, dan inovasi yang terus tumbuh.

Menambah kehangatan suasana, selama makan siang kerja tersebut diiringi oleh penampilan Ismy dan Putu sebagai vokalis, diiringi oleh Deo Band yang menghadirkan nuansa mempesona melalui aransemen musik yang indah. Mereka membawakan sejumlah lagu daerah Indonesia serta lagu dari Afrika Selatan.

Presiden Ramaphosa pun menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan jamuan yang efektif tersebut. “Kami berterima kasih atas diskusi konstruktif yang telah kami selenggarakan hari ini saat makan siang, perlu saya tambahkan, yang sungguh membuat diskusi menjadi jauh lebih mudah. ​​​​Diskusi kami diiringi musik yang indah, oleh para musisi yang dapat menyanyikan lagu-lagu Afrika Selatan. Semua itu menciptakan suasana terbaik untuk kami dapat melakukan pembicaraan resmi. Kami berterima kasih atas diskusi konstruktif yang telah berlangsung,” ujar Presiden Ramaphosa dalam keterangan pers bersama usai pertemuan.

Pernyataan tersebut menggambarkan kesan mendalam yang dirasakan Presiden Ramaphosa atas perpaduan diplomasi, musik, dan kuliner yang menciptakan suasana hangat dan penuh persahabatan antara kedua negara. (rlSetpresbch*/)

Leave A Reply

Your email address will not be published.