Mengatasi Krisis Pendidikan Karakter di Indonesia 

Buletin Kaffah Edisi 416 (02 Jumada al-Ula/24 Oktober 2025)

0 10

DEPOK, IKKELA.COM (25/10/2025) 

Krisis pendidikan karakter di Indonesia makin mengkhawatirkan. Sekadar contoh, dalam kasus paling mutakhir, seorang kepala sekolah dilaporkan ke Polisi. Sebabnya sebetulnya sepele. Hanya karena menegur dan menampar siswa yang merokok di sekolah. Ironisnya, ratusan siswa justru berpihak kepada temannya yang melakukan pelanggaran. Mereka mogok massal dan menuntut pemecatan kepala sekolahnya. Di sisi lain, seorang mahasiswa Universitas Udayana bunuh diri diduga akibat alami perundungan. Tragisnya, setelah meninggal, ia pun tetap di-bully di grup WhatsApp kampusnya. Ini hanyalah secuil kasus moral di dunia pendidikan.

Sementara itu, tayangan Trans7 secara tendensius menggambarkan adab santri yang menghormati gurunya sebagai budaya feodal dan tak pantas. Padahal penghormatan murid kepada guru adalah adab agung dalam Islam. Dalam salah satu atsar dinyatakan:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang tua, tidak menyayangi yang muda dan tidak mengetahui hak orang alim di antara kita (Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkâm al- Qur’ân, 17/241).

Dalam Islam, pendidikan sejati bukan sekadar transfer ilmu, tetapi terutama pembentukan karakter dan akhlak yang bersumber dari akidah Islam.

Akar Krisis: Sekularisme Pendidikan

Krisis Pendidikan karakter ini sesungguhnya berakar pada sistem pendidikan sekuler. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini telah menghapus orientasi spiritual dan moral dari dunia pendidikan. Akibatnya, anak didik kehilangan arah dan makna hidup. Tujuan pendidikan berubah menjadi sekadar demi bekal mencari pekerjaan, bukan membentuk kepribadian mulia.

Para guru pun banyak yang ikut terseret arus krisis moral. Tidak sedikit kasus kekerasan, pelecehan dan korupsi di dunia pendidikan melibatkan pendidik itu sendiri. Intinya, masih banyak guru yang belum bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Padahal kata Imam al-Qusyairi:

وَمَنْ لَمْ يُؤَدِّبْ نَفْسَهُ لَمْ يَتَأَدَّبْ بِهِ غَيْرُهُ

Siapa saja yang tidak bisa menanamkan adab pada dirinya, maka orang lain tidak mungkin mempelajari adab dari dia (Al-Qusyairi, Tafsîr al-Qusyayri, 2/36).

Inilah buah dari sistem pendidikan sekuler yang sejak awal memang berpaling dari al-Quran. Padahal Allah SWT telah menegaskan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), maka sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit (QS Thaha [20]: 124).

Ketika sistem kehidupan, khususnya sistem pendidikan, tidak berlandaskan wahyu Allah SWT, maka hasilnya adalah kebingungan, penyimpangan dan kehancuran moral.

Tujuan Pendidikan

Dalam Islam, tujuan pendidikan bukan sekadar mencetak manusia cerdas, tetapi mencetak insan yang berkepribadian Islam (syakhshiyyah islâmiyyah), yakni membentuk pola pikir (‘aqliyyah) dan pola sikap (nafsiyyah) yang didasarkan pada akidah Islam.

Tujuan pendidikan ini terangkum, antara lain, dalam firman Allah SWT saat menjelaskan tujuan pengutusan Rasulullah saw.:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Dilah (Allah) yang mengutus di tengah-tengah kaum yang ummi seorang rasul dari kalangan mereka. Dia (bertugas) membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa/diri) mereka, serta mengajari mereka al-Quran dan hikmah; sementara mereka sebelumnya benar-benar ada dalam kesesatan yang nyata (TQS al-Jum’ah [62]: 2).

Rasulullah ﷺ pun menegaskan bahwa beliau diutus untuk membentuk akhlak mulia umat manusia. Demikian sebagaimana sabda beliau:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR al-Bazzaar dan al-Baihaqi).

Rasulullah saw. pun menjelaskan pentingnya akhlak mulia dan keutamaannya. Beliau bersabda:

إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling bagus akhlaknya (HR al-Bukhari).

Beliau pun menegaskan:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya (HR al-Bukhari).

Namun, dalam sistem sekuler, ketika pendidikan memisahkan ilmu dari iman, lahirlah generasi yang boleh jadi pandai, tetapi tidak berakhlak; boleh jadi pintar, tetapi tidak bermoral.

Karena itulah para ulama dulu sangat menekankan pentingnya mendahulukan pembinaan adab/akhlak terlebih dulu sebelum penyampaian ilmu. Di kalangan mereka populer pernyataan “adab sebelum ilmu” sehingga dikatakan:

تَعَلَّمُوا الْأَدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَلَّمُوا الْعِلْمَ

Pelajarilah oleh kalian adab (akhlak) sebelum kalian mempelajari ilmu (Ibn ‘Abd al-Barr, Jâmi ‘Bayân al-‘Ilm wa Fadlih, 1/164).

Adab (akhlak) adalah fondasi ilmu. Dengan itu sistem pendidikan Islam melahirkan generasi para ulama dan ilmuwan yang cerdas sekaligus dipenuhi dengan keimanan dan ketakwaan.

Karena itu pula, dalam konteks pendidikan, Islam menanamkan akidah Islam pada anak didik sebagai hal pertama dan utama sebagai asas seluruh ilmu, yang akan membentuk perilaku mereka yang diatur oleh syariah, dan mengarahkan potensi mereka untuk beramal demi ridha Allah SWT.

Sejarah Gemilang Pendidikan Islam

Sejarah mencatat bahwa sistem pendidikan Islam mencapai puncak keemasan selama ratusan tahun di bawah naungan Khilafah, khususnya era ‘Abbasiyah. Negara menjadi pelopor utama pendidikan, membangun ribuan madrasah, perpustakaan dan pusat riset. Pendidikan bersifat gratis, terbuka untuk semua kalangan dan diselenggarakan oleh negara dengan kualitas tinggi. Tentu dengan bertumpu pada pondasi akidah Islam yang kokoh.

Khalifah al-Ma’mun mendirikan Baitul Hikmah di Baghdad. Pusat ilmu pengetahuan dunia pada abad ke-9 M. Dari sana lahir para ilmuwan besar di bidang matematika, kimia, astronomi, kedokteran, dll. Mereka bukan sekadar ilmuwan, tetapi juga ulama yang memadukan iman dan ilmu. Lahir pula para ulama terkemuka yang ahli ibadah, wara’ dan zuhud dalam berbagai disiplin ilmu seperti bahasa Arab, fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadis, tasawuf, dll. Karya-karya mereka bahkan dikaji selama ratusan tahun hingga generasi saat ini. Ibn Katsir mencatat bahwa dunia saat itu (di era Khilafah, red.) dipenuhi oleh para ulama dan pelajar (Ibn Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, 10/279).

Sistem pendidikan di era Khilafah berhasil memadukan spiritualitas Islam dengan kemajuan sains dan peradaban. Hal ini hanya mungkin karena Negara menjadikan akidah dan syariah Islam sebagai asas kebijakan dan sistem pendidikan.

Peran Negara

Dalam Islam, Negara memiliki kewajiban langsung untuk menyelenggarakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi seluruh rakyat. Sebabnya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam (Khalifah) adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang ia pimpin (HR al-Bukhari dan Muslim).

Di antara tanggung jawab pemimpin atas rakyatnya adalah menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan gratis untuk mereka. Ini adalah bagian dari kemaslahatan rakyat. Seluruh kemaslahatan yang diperlukan oleh rakyat harus ditunaikan oleh seorang pemimpin. Demikian sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Mawardi (Al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 27).

Negara pun wajib memastikan pendidikan berjalan dengan tujuan syar‘i yaitu: mencetak generasi beriman, berilmu dan berakhlak mulia.

Namun demikian, dalam sistem kapitalis-demokrasi-sekuler saat ini, pendidikan gratis dan berkualitas sekaligus mampu melahirkan manusia-manusia yang beriman dan bertakwa tampaknya amat sulit diwujudkan. Pendidikan semacam ini hanya mungkin terwujud di bawah sistem pemerintahan Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai asasnya dan syariah Islam sebagai pilarnya. Di luar itu, pendidikan—sebagaimana pendidikan sekuler saat ini—akan tetap bersifat materialistik dan kehilangan ruhnya.

Penutup

Krisis pendidikan, khususnya pendidikan karakter, tidak bisa diselesaikan hanya dengan revisi kurikulum atau pelatihan para guru. Krisis pendidikan karakter di Indonesia juga bukan sekadar krisis perilaku individu. Karena itu solusinya juga bukan sekadar menambah jam pelajaran agama. Semua itu hanya tambalan pada sistem sekuler yang rusak sejak akar dan telah gagal membentuk manusia bertakwa. Solusinya hanya satu: mengembalikan sistem pendidikan di bawah naungan syariah Islam yang diterapkan oleh Negara. Dengan kata lain sistem pendidikan sekuler harus diganti dengan sistem pendidikan Islam. Tentu di bawah sistem pemerintahan Islam yang berasaskan akidah Islam dan menerapkan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan, sebagaimana era Khilafah dulu. Inilah sistem yang pernah menjadikan umat Islam memimpin dunia selama berabad-abad.

Kini saatnya umat kembali pada sistem tersebut, agar pendidikan benar-benar melahirkan generasi beriman, berilmu dan beradab. Itulah generasi khayru ummah.

Allah SWT berfirman:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah sistem hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Ma’idah [5]: 50).

Dengan demikian hanya dengan penerapan syariah Islam secara kâffah oleh institusi Negara, pendidikan akan kembali memancarkan cahaya. Dengan penerapan syariah Islam secara kâffah, Negara akan menjadi pelindung ilmu, penjaga adab dan penegak peradaban yang memuliakan manusia. Dari rahimnya akan lahir generasi ulama dan mujahid; generasi pemimpin dunia yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.

Hikmah:

Rasulullah saw. bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari sekaligus mengajarkan al-Quran. (HR al-Bukhari).

UPDATE PALESTINA

Pernyataan Pers

Kementerian Kesehatan Palestina – Gaza

Kementerian Kesehatan mengumumkan telah menerima 15 jenazah para syuhada yang dibebaskan hari ini oleh pendudukan Israel melalui Organisasi Palang Merah.

Dengan demikian, total jenazah syuhada yang telah diterima meningkat menjadi 150 jenazah.

Kementerian menegaskan bahwa tim medisnya terus menangani jenazah-jenazah tersebut sesuai dengan prosedur dan protokol medis yang berlaku, sebagai langkah awal untuk menyelesaikan proses pemeriksaan, pendokumentasian, dan penyerahan kepada keluarga masing-masing.

Beberapa jenazah menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, pemukulan, tangan terikat, dan mata tertutup.

Hingga saat ini, identitas 25 syuhada telah dikenali oleh keluarga mereka melalui tautan identifikasi yang telah diumumkan dan disertakan di bawah ini:
https://forms.sehatty.ps/publi

Laporan Tambahan dari Kementerian Kesehatan – Gaza

Telah tiba di rumah-rumah sakit di Jalur Gaza sebanyak 29 jenazah, terdiri dari:
* 22 jenazah hasil evakuasi dari reruntuhan,
* 3 jenazah yang gugur akibat luka-luka sebelumnya,
* 4 jenazah akibat serangan langsung pendudukan Israel.

Selain itu terdapat 10 orang luka-luka selama 24 jam terakhir.
Masih ada sejumlah korban yang tertimbun di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, sementara tim ambulans dan pertahanan sipil belum mampu menjangkau mereka hingga saat ini.

Statistik Terkini Agresi Israel di Gaza

Sejak 7 Oktober 2023:
* Jumlah syahid: 67.967 jiwa
* Jumlah luka-luka: 170.179 orang

Sejak Gencatan Senjata (11 Oktober 2025)
* Total syahid: 23
* Total luka-luka: 122
* Total korban yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan: 381

Kementerian juga mengumumkan telah menerima 30 jenazah tak dikenal yang sebelumnya ditahan oleh pendudukan, sehingga total jenazah yang telah diterima dari pihak Israel menjadi 120 jenazah, diserahkan dalam tiga tahap (45 + 45 + 30).

Pernyataan Tambahan – 15 Oktober 2025

Kementerian Kesehatan Palestina – Gaza
Menyatakan telah menerima 45 jenazah syuhada yang dibebaskan hari ini oleh pendudukan Israel melalui Palang Merah.
Dengan demikian, total jenazah yang telah diterima meningkat menjadi 90 jenazah.
Kementerian menegaskan bahwa tim medisnya terus menangani semua jenazah sesuai prosedur dan protokol medis yang diakui, guna menyelesaikan proses pemeriksaan, dokumentasi, dan penyerahan kepada keluarga.

15 Oktober 2025

BERITA TERKINI

Publish: Ahad, 18/10

* Setidaknya tiga warga Palestina tewas dan lebih banyak lagi yang terluka dalam serangan Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat, menurut sumber medis di RS Al-Awda kepada Al Jazeera.
Live: http://aje.io/l55c7e
* Meskipun ada perjanjian gencatan senjata, rekaman menunjukkan kedatangan korban luka di Kompleks Medis Nasser akibat serangan udara Israel yang menargetkan Khan Yunis (Gaza selatan).
* Setelah serangan udara besar-besaran yang menewaskan lebih dari 40 orang, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar rapat keamanan darurat.
* Militer Israel kemudian mengumumkan kembalinya gencatan senjata sesuai arahan pimpinan politik.
https://aja.ws/if155s
* Militer Israel membatalkan keputusan penutupan semua penyeberangan di Jalur Gaza, menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata.
https://aja.ws/ycaeuf
* Pasukan Israel dilaporkan masuk ke wilayah Suriah melalui Gerbang Hanut (dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki), menggeledah situs militer lama Suriah, lalu mundur kembali ke perbatasan. https://aja.ws/kfzyk1
* Penyeberangan Rafah masih ditutup, menyebabkan truk bantuan menumpuk di perbatasan Mesir. Badan PBB dan lembaga donor menyatakan siap mengirim bantuan jika penyeberangan dibuka.
https://aja.ws/5py5kf

PERNYATAAN MILITER & LEMBAGA INTERNASIONAL

* Militer Israel: “Kami menyerang target Hamas di Gaza selatan sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata.”
* Channel 12 Israel: “Angkatan Udara menargetkan wilayah di Jabalia, Gaza utara.”
* Radio Angkatan Darat Israel: “Bentrokan kekerasan terus terjadi di Rafah.”
* Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan “keprihatinan mendalam” setelah Indonesia menolak memberikan visa kepada enam atlet Israel. IOC sebelumnya melarang Rusia ikut Olimpiade Tokyo 2020 & Paris 2024.

PERNYATAAN HAMAS

* Menolak tuduhan Departemen Luar Negeri AS terkait pelanggaran gencatan senjata.
* Menyatakan Israel membentuk, mempersenjatai, dan membiayai geng kriminal di Jalur Gaza.
* Menegaskan kepolisian Gaza sedang menindak geng sesuai mekanisme hukum.
* Mendesak AS berhenti mengulang narasi Israel.
* Menyebut tuduhan palsu digunakan untuk membenarkan agresi pendudukan.

PERNYATAAN MENTERI PERTAHANAN ISRAEL

“Kebijakan kami di Gaza mencakup:”

1. Penghancuran terowongan.
2. Pemantauan perlintasan dan Koridor Philadelphia untuk mencegah penyelundupan.
3. Menemukan kembali jenazah semua tahanan.
4. Melucuti senjata Hamas & menyerang fasilitas produksi.
5. Penempatan militer di sepanjang Garis Kuning, mengendalikan lebih dari separuh wilayah Gaza.

KAMIS, 16/10

* Pada Hari Pangan Sedunia, Israel terus memblokir bantuan ke Gaza. Dampak: 2 juta warga Palestina menghadapi kelaparan & kehausan, lebih dari 460 orang meninggal karena kelaparan.
https://aje.io/6mvd8i

* Turki menyatakan kesiapan bergabung dalam satuan tugas multinasional di Gaza sesuai rencana gencatan senjata Trump (Menhan Turki Yasar Guler).
Live: https://aje.io/m73gl0

* Dalam kunjungan kenegaraan pertama ke Moskow, Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa berjanji akan “mendefinisikan ulang” hubungan dengan Rusia, yang sebelumnya menampung mantan presiden Bashar al-Assad selama 10 bulan terakhir.

RABU, 15/10

* Kekerasan Israel terus berlanjut di Tepi Barat yang diduduki, warga Palestina dipaksa pergi atau bekerja tanpa bayaran.
https://aje.io/dyk3mf
* Setidaknya 27 orang tewas dalam bentrokan sengit antara pasukan keamanan Hamas dan anggota bersenjata keluarga Dughmush di Kota Gaza — salah satu konfrontasi internal terbesar sejak operasi Israel terakhir.
* Baku tembak terjadi di dekat Rumah Sakit Yordania.

Leave A Reply

Your email address will not be published.