Jakarta Ikkea.com (31/10/2025) – Content kreator ketulusan dan kisah cinta dua, Albi dan Shella , pernah menyentuh hati jutaan orang. Dari layar ponsel, kisah mereka menyebar, membawa air mata dan menginspirasi ratusan juta orang yang menyaksikannya. Adalah Arbani Yasiz sebagai Albi dan Mawar de Jongh sebagai Shella.
Cerita mereka kini dihidupkan kembali lewat film Sampai Titik Terakhirmu garapan sutradara Dinna Jasanti di bawah rumah produksi LYTO Pictures. Namun di balik setiap adegan haru, dua aktor itu yang bekerja dengan sepenuh jiwa untuk menghidupkan kembali cinta yang pernah menggetarkan dunia maya.
Arbani Yasiz Sebagai Albi: Membawa Kehangatan dan Ketulusan
Sebagai sosok Albi, Arbani Yasiz tak hanya diminta untuk meniru gerak-gerik sang tokoh, tapi juga memahami kepribadiannya: kemesraan, jenaka, dan punya “golden retriever energy” yang membuat siapa pun nyaman dalam persahabatan.
Untuk itu, Arbani banyak meluangkan waktu bersama Albi asli selama proses persiapan dan syuting. Dari obrolan santai hingga momen di lokasi, keduanya menjalin pertemanan yang tulus. “Aku nggak mau cuma sekedar mirip. Aku ingin benar-benar memahami kenapa Albi bisa setulus itu,” ungkap Arbani. Hubungan mereka bahkan kini terasa seperti kakak-adik. “Kita bahkan sering bercanda menelepon satu sama lain ‘Bi!’ setiap ketemu.”
Tak berhenti di situ, Albi juga memberikan salah satu kenangannya yang paling pribadi, sebuah jaket pribadi milik Albi yang digunakan Arbani di film.
Mawar de Jongh Sebagai Shella: Menghidupkan Kembali Sosok yang Penuh Cahaya
Berbeda dengan karakter Albi yang lembut dan canggung, Shella dikenal sebagai pribadi yang ceria, terbuka, dan kuat menghadapi apa pun. Bagi Mawar de Jongh, memerankan Shella adalah sebuah kehormatan dan pengalaman yang tak akan terlupakannya.
“Aku nonton banyak video Shella di TikTok, bahkan kita juga dikasih lihat video-video Albi dan Shella yang nggak postingan mereka di media sosial,” cerita Mawar. “Dari situ aku belajar kalau Shella tidak pernah kehilangan senyum, bahkan ketika dia tahu sakitnya semakin berat.”
Selain itu, Mawar juga banyak berdiskusi dengan keluarga Shella agar setiap gestur, tutur kata, hingga energi yang ia tampilkan tetap terasa autentik. Mawar bahkan menurunkan berat badan hingga tujuh kilogram untuk benar-benar masuk ke kondisi fisik Shella di masa-masa terakhirnya.
“Saya ingat banyak bertanya kepada dokter yang menjadi konsultan kami saat syuting,” cerita Mawar mengenai dedikasinya. “Aku selalu bertanya, ‘pada tahap ini bagian mana yang berasa sakit?’ Supaya aku bisa memerankan Shella serealistis dan autentik mungkin.”
Kisah cinta Albi dan Shella mungkin berakhir di dunia nyata, tapi lewat dedikasi Arbani Yasiz dan Mawar de Jongh, cinta mereka terus hidup. Film ini bukan hanya menjadi perayaan hidup Shella, namun perayaan akan kehidupan itu sendiri, menjadi pengingat bahwa kasih yang tulus tak pernah benar-benar berakhir. (Koes*/)
TENTANG LYTO PICTURES
LYTO PICTURES adalah perusahaan produksi film asal Indonesia yang bergerak di industri hiburan digital dan kreatif, dan memimpin diri dalam produksi dan distribusi konten film dan seri.
Sejak berdiri pada tahun 2018, LYTO Pictures telah memproduksi dan memproduksi berbagai film, sebagai berikut: DreadOut , Jailangkung: Sandekala , PAMALI , Pamali: Dusun Pocong , Pengantin Iblis , dan Pamali: Tumbal .